Bagaimana mungkin dapat ku tempuhi lagi..
Di saat ku cuba meraih kekuatan serta penyangkalan..
Bila cinta insani yang hilang merungkai jawapan..?
Haruskah ku tepis serik duka..
Oleh takut pada kehilangan,
Sedang nostalgia yang mendamba belum pun luput?
Engkau Penyelamat ku..Temukan aku jalan pulang....
Jemari menyampaikan kata hati yang seringkali hanya berlagu dengan monolog sepi, saat bibir terkunci oleh dinginnya hati yang membantah untuk bersuara. Kerana..., yang mendengarnya mungkin., dan sepastinya takkan mengerti. Lantas, biarlah mata hati mengadili........